masalembu island

ecara ekologis-geografis, Pulau Masalembu terletak pada posisi lintang : 5 derajat 31 menit 5 derajat 35 menit LS. Kedudukan Pulau Masalembu mendekati posisi ekuatorial (garis khatulistiwa) dengan ciri-ciri lingkungan yang spesifik, yaitu mempunyai daya tampung yang sangat tinggi terhadap struktur biodiversitas habitat, seperti terumbu karang, mangrove, telu, pesisir litoral, rumput algae/seaweed dan daerah umbalan (upwelling area) yang menjadi penopang sumberdaya ikan dan non ikan dengan nilai ekonomis yang tinggi.

Mata pencaharian Masyarakat Masalembu bermacam-macam. Masyarakat yang menetap disana bermata pencaharian nelayan, petani, dan pedagang. Adapun usaha tambak rakyat yang terdapat di wilayah pesisir pulau Masalembu adalah tambak payau dengan jenis ikan yang dominan diusahakan adalah ikan mujair, udang, bandeng, dan usaha tambak garam dengan luas keseluruhan diperkirakan sekitar 6-8 hektar tersebar terutama di bagian utara pesisir pulau Masalembu. Sedangkan masyarakat yang merantau ke negara lain seperti negara Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi biasanya bekerja sebagai kuli bangunan, menjadi TKW, dan berdagang. Ada juga yang merantau ke ibu kota Jakarta dan Bali, pekerjaannya tidak jauh berbeda dengan masyarakat yang merantau di negara lain.

Mereka bekerja untuk keluarganya dan untuk pendidikan anak-anaknya. Di Pulau Masalembu terdapat fasilitas pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi yang telah didirikan oleh KH. Rido’ie. ketika masa aktif sekolah pulau Masalembu akan tampak sepi karena anak remaja disana banyak yang melanjutkan sekolah di Universitas terkenal yang ada di Indonesia seperti Surabaya, Jakarta, Malang dan Jogjakarta. Meskipun sebagian masyarakat pergi merantau entah itu untuk sekolah, ataupun untuk bekerja tapi masih banyak masyarakat yang tetap menetap disana dan siswa yang masih melanjutkan pendidikannya disana.

Ada empat desa di Masalembu: Masalima, Masajeruk, Karamian dan Masakambing. Desa paling ramai dan merupakan pusat perbelanjaan terletak di Masalima. Masalembu meskipun terbilang sangat desa akan tetapi jika berbicara masalah fashion, informasi dan tekhnologi tidak kalah dengan kota-kota besar yang ada di daratan. Hal itu tidak terlepas dari pergaulan yang dibawa oleh para perantau ketika pulang kesana.